6 Pengobatan Dispepsia yang Tepat Menurut Medis

Kesehatan

03 Jun 2024

ditinjau oleh dr. Astrid Sophia Wulandari

Dispepsia menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman di bagian perut atas. Dispepsia bukanlah sebuah penyakit, melainkan suatu kumpulan gejala yang berhubungan dengan masalah pencernaan, seperti nyeri atau ketidaknyamanan di bagian atas perut, kembung, dan mual.

Jika dibiarkan, dispepsia dapat menyebabkan gangguan pola makan, gejala yang memburuk, risiko terkena tukak lambung, dan refluks gastroesofageal (GERD). Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui pengobatan dispepsia yang tepat berikut ini!

Pengobatan dispepsia

Berikut adalah beberapa pengobatan dispepsia yang perlu Anda ketahui:

1. Mengonsumsi obat-obatan

Jika Anda mengalami gejala dispepsia, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Biasanya, dokter akan meresepkan obat dispepsia yang dapat mengatasi penyebab dispepsia seperti:

  • Antasida: untuk mengurangi asam lambung.
  • H-2 receptor antagonists: untuk mengurangi asam lambung.
  • Proton pump inhibitors (PPIs): mengurangi asam lambung yang lebih kuat.
  • Prokinetik: membantu pergerakan makanan melalui lambung.
  • Antibiotik: untuk infeksi Helicobacter pylori yang menyebabkan tukak lambung.
  • Antidepresan: digunakan dalam dosis rendah untuk mengurangi persepsi nyeri dan rasa tidak nyaman. Penting untuk diingat bahwa penggunaan obat-obatan di atas harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter agar konsumsi obat dispepsia lebih aman dan efektif.

2. Menjaga pola makan

Menjaga pola makan dapat meredakan gejala dispepsia dan mencegah gangguan pencernaan lainnya seperti GERD, tukak lambung, atau gangguan pencernaan lainnya. Pastikan Anda memilih makanan yang ringan dan mudah dicerna seperti buah-buahan segar, sayuran, biji-bijian, dan protein rendah lemak seperti daging tanpa lemak atau ikan. Selain itu, hindari makanan pemicu dispepsia seperti makanan pedas, makanan tinggi lemak, minuman bersoda, minuman berkafein dan alkohol.

Makanlah dalam porsi kecil tapi sering dan hindari makan terlalu cepat untuk memberi waktu bagi lambung mencerna makanan dengan baik. Jangan lupa untuk minum air putih yang cukup, ya!

3. Menjaga gaya hidup sehat

Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat bisa meredakan gejala dispepsia. Gaya hidup sehat ini meliputi:

  • Menghindari atau membatasi makanan pemicu dispepsia.
  • Mengurangi konsumsi susu, merokok, minuman berkafein, dan alkohol.
  • Makan dengan porsi yang lebih kecil namun sering.
  • Tidak berbaring minimal 2 jam setelah makan.
  • Meninggikan kepala tempat tidur.
  • Berolahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan pencernaan dan mengurangi stress.
  • Istirahat yang cukup dan mengelola stress dengan baik. Dengan mengubah dan menjaga gaya hidup yang lebih sehat, Anda dapat mengurangi gejala dispepsia dan menjaga kesehatan pencernaan Anda.

4. Terapi Psikologis

Terapi psikologis dapat membantu mengelola kecemasan, depresi, atau stres yang mungkin menyebabkan dispepsia atau masalah pencernaan. Berikut adalah beberapa terapi yang bisa Anda coba:

  • Terapi perilaku kognitif: membantu mengubah pola pikir negatif dan mengatasi kecemasan terkait gejala dispepsia.
  • Biofeedback: membantu Anda mengontrol respons tubuh terhadap stress dan meningkatkan kesadaran akan fungsi tubuh.
  • Hipnoterapi: menggunakan hipnotis untuk mengubah pola pikir dan respon tubuh terhadap gejala dispepsia.
  • Terapi Relaksasi: meliputi teknik meditasi, pernapasan dalam, dan yoga untuk meredakan stres dan ketegangan tubuh yang dapat memperburuk gejala dispepsia.
  • Dengan bantuan terapi psikologis ini, Anda dapat mengelola stress dan kecemasan yang bisa memperburuk gejala dispepsia.

5. Mengelola stres

Stress dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan, terutama jika Anda mengalami dispepsia. Untuk itu, Anda perlu mengelola stres untuk mengurangi gejala dispepsia. Anda dapat melakukan berbagai kegiatan yang dapat mengurangi stres seperti meditasi, yoga, berjalan-jalan di alam, atau melakukan hobi.

Selain itu, Anda juga perlu mengidentifikasi dan menghindari pemicu stress. Jangan lupa untuk selalu berolahraga dan beristirahat dengan cukup.

6. Menjaga berat badan ideal

Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko gejala dispepsia. Berat badan berlebih dapat memberi tekanan tambahan pada lambung yang meningkatkan terjadinya refluks asam lambung. Naiknya asam lambung ke esofagus dapat menyebabkan gejala dispepsia.

Jika Anda memiliki berat badan berlebih, Anda dapat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan saran diet yang tepat. Dengan menjaga pola makan yang sehat dan aktivitas fisik, Anda menjaga kesehatan organ pencernaan dan mengurangi gejala dispepsia.

Baca Juga: Dispepsia: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Demikianlah pembahasan mengenai pengobatan yang tepat untuk penderita dispepsia, seperti mengonsumsi obat dispepsia agar gejala mereda. Jika Anda merasakan gejala dispepsia segera konsultasi dengan dokter, ya! Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan obat atau perawatan yang tepat. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter terbaik dari Dkonsul hanya melalui smartphone. Coba konsultasi sekarang!

Sumber:

Cleveland Clinic.2022. Functional Dyspepsia: Symptoms, Diet, Treatment & Living With. Tautan: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22248-functional-dyspepsia

MedicalNewsToday. 2024. What to Know About Indigestion or Dyspepsia. Tautan: https://www.medicalnewstoday.com/articles/163484#causes

Siloam Hospitals. 2024. Mengenal Dispepsia - Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya. Tautan: https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-dispepsia#mcetoc_1hpddasrp6d

The Kingsley Clinic. Understanding Reducing Stress in Patien With Functional Dyspepsia. Tautan: https://thekingsleyclinic.com/understanding-reducing-stress-in-patients-with-functional-dyspepsia-a-comprehensive-patient-guide-symptoms-causes-diagnosis-and-treatment-options-explained-2